Cara Budidaya Ternak Sapi

Jumpa lagi dengan budidayaseno pada kesempatan ini kita akan bahas gimana membudidayakan sapi, yuk kita simak artikel di bawah ini.


pertumbuhan penduduk semakin besar, Hal ini akan mempengaruhi terhadap kebutuhan konsumsi yang meningkat pula. Kebutuhan akan bahan pangan terutama daging juga akan meningkat.

Sapi adalah satu satu hewan yang menjadi andalan untuk menyediakan kebutuhan pangan daging.

Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu usaha yang tidak ada hentinya. Setiap saat kebutuhan daging akan merujuk pada peternak-peternak sapi tersebut.

Dari segi ekonomi, ternak sapi sangat mengntungkan karena dari seekor sapi potong akan di dapatkan banyak sekali hasilnya terutama dagingnya, selanjutnya hasil tambahan seperti kulit, tulang, pupuk kandang dan lain sebagainya.

Cara berternak sapi potong kebanyakan masih dikelola secara tradisional dan dengan usaha skala kecil.

Hal ini dikarenakan faktor kemampuan peternak di bidang permodalan serta keterbatasan pengetahuan tentang cara beternak sapi potong yang baik.

Dalam sebuah referensi ada tiga prinsip yang dilakukan, agar metode cara beternak sapi dapat menghasilkan keuntungan optimal dengan prinsip 3K (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan)

Prinsip Beternak Sapi
Umumnya cara beternak sapi yang lazim dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan adalah penggemukan.

Penggemukan sapi potong adalah cara beternak sapi dewasa dalam yang awal mulanya kurus untuk ditingkatkan berat badannya, dengan pemberian pakan serta pemeliharaan secara baik. Penggemukan ini dilakukan dalam waktu yang singkat yaitu 3-5 bulan.
Prinsip dasar utama dalam menjalankan bisnis beternak sapi.

Cara beternak sapi potong ysitu harus memperhatikan jenis-jenis sapi potong dan langkah pemilihan bakalan.

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan sebagai bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

a. Sapi Bali
Ciri sapi : berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam.
Keunggulan sapi jenis ini adalah dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

b. Sapi Ongole
Ciri sapi : berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, memiliki gelambir dan punuk serta daya adaptasinya baik. Jenis sapi ini sudah disilangkan dengan sapi Madura. Keturunan dari persilangan ini disebut Peranakan Ongole (PO).
Ciri sapi PO mirip dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksi sapi PO lebih rendah dibanding sapi Ongole.

c. Sapi Brahman
Ciri sapi : berwarna coklat sampai hampir coklat tua, warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhan sapi brahman cepat.
Hal ini ,menjadikan sapi brahman menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

d. Sapi Madura
Ciri sapi : Memiliki punuk, berwarna kuning hingga merah bata, kadang-kadang ada warna putih pada moncongnya, ekor dan juga kaki bawah. Jenis sapi Madura ini mempunyai daya pertambahan berat badan kurang bagus/rendah.

e. Sapi Limousin
Ciri sapi : Mempunyai warna hitam,ada variasi dengan warna merah bata dan putih. Terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berkukuran cukup besar dan memproduksi daging yang tinggi.

2. Pemilihan Bakalan.
Pemilihan bakalan sapi merupakan faktor yang cukup penting sebelum kita beternak sapi.

Cara beternak sapi sebelum pengisian kandang adalah memilih bakalan sapi terlebih dahulu. Pemilihan bakalan yang baik akan mempengarhi hasil dari usaha penggemukan sapi ini.

Dalam pemilihan bakalan sapi tidak bisa asal pilih saja. Ada beberapa ciri-ciri bakalan sapi yang bagus. Ciri-ciri tersebut adalah:

  • Sapi berumur di atas 2,5 tahun.
  • Jenis kelamin jantan.
  • Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
  • Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
  • Pandangan mata bersinar cerah
  • Bulu-bulunya halus.
  • Kotoran normal

B. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN.

1. Perkandangan.
Setelah kita tahu jenis sapi serta bakalan yang akan dipelihara, maka langkah selanjutnya adalah memulai mengerjakan kandang untuk sapi-sapi tersebut.

Kandang sapi lazimnya memiliki dua tipe, yaitu kandang individu dan kandang kelompok. Pada kandang individu, setiap satu ekor sapi menempati tempatnya sendiri dengan berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe kandang individu ini dapat memacu pertumbuhan sapi lebih pesat, karena tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan serta memiliki ruang gerak terbatas.

Ruang gerak yang terbatas ini mengakibatkan energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok, disamping itu produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak.
Untuk kandang kelompok, bakalan sapi dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Seekor sapi dalam kandang kelompok ini akan memiliki kelemahan yaitu terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat akan cepat tumbuh daripada yang lemah, karena tentunya akan lebih banyak mendapatkan pakan.

2. Pakan.
Hal yang penting juga dalam cara beternak sapi adalah masalah pakan
Pakan menjadi factor utama dalam program pengemukan.

Berdasarkan beberapa referensi keilmuan dari sisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia.

Hewan ruminansia adalah hewan yan pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Untuk keberhasilan beternak sapi khususnya penggemukan masalah pakan harus diperhatikan. Jenis pakan sapi ada dua yaitu hijauan dan kombinasi pakan hijauan dengan konsentrat.

Pakan hijauan pakan yang paling mudah di dapatkan dan murah. Akan tetapi sapi yang hanya di kasih pakan hijauan ini kurang memberikan hasil yang optimal dalam penggemukan.

Akan membutuhkan waktu yang relative lama apabila sapi hanya di kasih hijauan saja.

Salah satu cara untuk mempercepat penggemukan adalah dengan memberikan pakan kombinasi yaitu kombinasi antara hijauan dengan kosnentrat.

Konsentrat tersebut diantaranya adalah ampas tahu,ampas tebu,ampas bir,kulit biji kedelai,bekatul,kulit nanas dan konsentrat yang dibuat oleh pabrik pakan.

Caranya adalah konsentrat yang ada diberikan terlebih dahulu gunak memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.

C. PENGENDALIAN PENYAKIT
Prinsip yang penting dalam cara beternak sapi potong yang baik adalah prinsip kesehatan hewan.

Hewan yang sehat dari penyakit akan memberian hsasil atau keuntungan yang optimal.

Dalam hal kesehatan dan pengendalian penyakit prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati itu lebih utama.
Karena apa? Hewan atau sapi yang sakit tentunya akan membutuhkan obat-obatan dan biaya produksi tambahan.

Usaha pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi dapat dilakukan hal berikut :

Pemanfaatan kandang karantina.
Kandang karantina adalah kandang pemisahan tersendiri sebelum sapi-sapi dijadikan satu bersama di kandang individu atau kelompok.

Bakalan sapi yang baru bagusnya dikarantina pada suatu kandang terpisah.

Karantina ini bertujuan untuk memantau ada tidaknya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat pembelian. Disamping itu juga untuk penyesuaian sapi terhadap lingkungan kandang yang baru.

Saat sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing.

Menurut penelitian sebagian besar sapi di Indonesia itu cacingan,terutama sapi rakyat.Penyakit cacingan memang tidak mematikan.

Akan tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan.

Waktu mengkarantina bakalan sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat. Pada sapi yang sakit sapi baru akan dikeluarkan setelah sapi sehat.

Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

1. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya
Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya juga harus mendapatkan perhatian yang serius.

Beternak sapi dengan cara penggemukan ini mempunyai resiko yaitu sapi akan mengeluarkan kotoran lebih banyak.

Karena pemeliharaan secara intensif,pakan yang banyak maka kotoran sapi pun akan banyak juga. Kebersihan sapi dan kandang harus sama-sama dilakukan supaya terhindar dari penyakit.

2. Vaksinasi untuk bakalan baru
Pemberian vaksin kepada bakalan sapi baru dapat dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina saja.

Vaksinasi yang penting dan utama dalam cara beternak sapi potong adalah vaksinasi Anthrax.

Jenis-jenis penyakit yang dapat menyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

D. PRODUKSI DAGING
Cara beternak sapi potong yang baik pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan produksi daging untuk selanjutnya akan mendatangkan keuntungan yang optimal.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi daging sapi adalah :

1. Pakan
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging.

2. Faktor Genetik
Ternak dengan kualitas genetik atau keturunan yang baik akan tumbuh dengan baik atau cepat sehingga produksi daging menjadi lebih banyak.

3. Jenis Kelamin
Hewan ternak (sapi) jantan tumbuh lebih cepat daripada hewan ternak (sapi) betina. Pada usia hewan ternak yang sama, hewan ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen 
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat hewan ternak (sapi) tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Budidaya Ternak Sapi"

Post a Comment